PKBM DT – Berkat rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala PKBM Daarut Tauhiid meluluskan sebanyak 40 warga belajar dari berbagai jenjang Pendidikan kesetaraan paket A, B dan C untuk Tahun Pelajaran 2020/2021. Prestasi ini tentu juga merupakan hasil ikhtiar secara sungguh-sungguh dari warga belajar dan para pengelola.
Jumlah lulusan PKBM Daarut Tauhiid sebanyak 40 warga belajar dengan rincian Lulusan Paket A sebanyak 10 orang, Paket B sebanyak 11 orang dan paket C sebanyak 19 orang.
“Kami Ucapkan terimakasih kepada para warga belajar dan para orang tua yang memberikan kepercayaan kepada PKBM Daarut Tauhiid untuk memfasilitasi anak-anak Bapak dan Ibu sekalian dari mulai kelas awal sampai dengan kelas akhir, semoga ini menjadi amal sholeh”, ujar Khairati saat menyampaikan sambutan dalam acara penutupan program Pendidikan Kesetaraan TP 2020/2021 PKBM Daarut Tauhiid.
Alhamdulillah para lulusan paket C PKBM Daarut Tauhiid dengan data sementara ada 6 orang per 08 Juli 2021 yang sudah dipastikan melanjutkan ke Perguruan Tinggi, dan kemungkinan data ini akan terus meningkat seiring pembukaan pendaftaran ke Universitas berlanjut di tahun ini.
Saat ini lulusan dari Pendidikan Kesetaraan sudah tidak bisa dipandang sebelah mata, karena sudah banyak yang membuktikan bahwa lulusan paket kesetaraan bisa bersaing di dunia global. Kita memahami bahwa masyarakat Indonesia tidak semuanya berkesempatan untuk mengikuti sekolah formal, maka dari itu Pemerintah melegalkan Pendidikan Paket A, B dan C adalah sebuah Pendidikan yang setara dengan sekolah formal dimana ijazah lulusannya dapat digunakan sebagai syarat melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi.
Yang unik dari Pendidikan kesetaraan ini adalah waktu belajarnya yang lebih fleksible, artinya peserta didik dan pengelola bisa bersepakat dengan waktu belajarnya. Contohnya para santri penghafal Quran yang waktunya full dari Senin hingga Jumat untuk belajar Agama dan Quran serta fokus dalam kegiatan pesantren, maka bisa belajar di PKBM pada hari Sabtu-Ahad sesuai kesepakatan. Atau para atlet yang memang tidak mungkin mengikuti sekolah formal maka bisa juga mengambil belajar di PKBM dengan waktu yang disepakati oleh peserta dan pengelola.
Harapannya Pendidikan kesetaraan ini menjadi salah satu trend model belajar yang tidak hanya mampu bersaing di dunia kerja, namun bersaing juga di mutu pendidikannya, terlebih dalam era digitalisasi saat ini segala informasi dan model pembelajaran sangat mudah di akses. (A. Syaikhoni)