JAKARTA — Pembahasan Kajian Muslimah pekan ini nampaknya spesial, berbeda dengan pembahasan-pembahasan sebelumnya.
Bersama Ustadzah Erika Suryani Dewi, Lc., MA. biasanya Kajian Muslimah membahas seputar Siroh Shahabiyah, tapi pada pertemuan kali ini bertema kematian.
Jika dilamar biasanya berkonotasi bahagia karena identik dengan pernikahan, namun jika membahas kematian mungkin jadi hal yang berbeda.
Padahal keduanya punya kesamaan, sama-sama ketentuan Allah dan bisa datang kapan saja tanpa bisa diprediksi. Tapi banyak orang lebih mempersiapkan diri untuk menyambut pernikahan namun lupa mempersipakan menyambut kematian.
Orang yang ahli taubat akan banyak mengingat mati agar taubatnya diterima. Orang yang sering mengingat mati akan rindu kepada Allah.
Orang yang merindukan Allah pasti memepersiapkan diri dengan amal terbaik untuk dapat berjumpa dengan yang dirindukannya. Sehingga mereka yang merindukan Allah pasti menjadi orang yang mawas diri, selalu berusaha bersikap dengan apa yang Allah suka.
Jika hati mulai condong pada keduniaan, maka ziarahilah kubur dan ingatlah orang-orang yang dipendam di sana, bahwa kita juga akan menyusul mereka cepat atau lambat.
Rasul pernah berpesan, “Jadilah di dunia seakan-akan engkau orang asing atau pengembara.” (HR. Bukhari dan Ahmad)
Sebagaimana orang dalam perjalanan, tidak akan merasa nyaman sampai kembali ke rumah. Bahkan Rasulullah merasakan sakitnya sakaratul maut.
Beliau meminta semua rasa sakit sakaratul maut umatnya agar ditimpakan padanya. Jadi umat Rasul yang sholeh dan sholehah tidak merasakan sakitnya sakaratul maut.
“Kubur berkata kepada mayat ketika ia diletakkan di liangnya. “Celaka kamu wahai anak Adam! Apa yang membuatmu tertipu? Bukankah kamu tahu bahwa aku adalah rumah yang gelap, rumah yang sendirian dan rumah yang berisi ulat?” (HR. At Turmudzi)
Sesungguhnya segala seuatu ditentukan dengan akhirnya. Amal kita terakhir lah yang menentukan husnul khatimah atau su’ul khatimah.
Dari Sahl bin Sa’ad dari Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya segala perbuatan ditentukan oleh penutupnya.” (HR. Bukhari)
Setiap hari amal dan dosa kita berkejaran. Kita tidak tahu mana yang lebih banyak dan menjadi saldo di akhir hidup kita nanti. Maka betapa pentingnya kita berharap ampunan dari Allah. Ada empat sebab diturunkan ampunan Allah.
Yang pertama Taubat, bukan asal taubat tapi sebenar-benarnya taubat. Kemudian menjaga keimanan, banyak beramal sholeh, serta istiqomah. Kita tidak akan bisa istiqomah jika tidak berkumpul dengan orang-orang yang istiqomah.
Semoga Allah menguatkan kita saat lamaran kematian itu datang dan Allah mewafatkan kita dalam husnul khatimah. (DKMJKT)
Red: WIN
Sumber: daaruttauhiid.org