Jakarta – Apakah itu Rahmat Allah? Pertanyaan ini dilontarkan oleh Ustazah Nurrahmaniah kepada para jamaah saat membuka Kajian Muslimah di Masjid Daarut Tauhiid Jakarta pagi itu, Sabtu (28/11).
Bentuk Rahmat Allah ada tiga. Pertama Rahmat berupa ampunan Allah. Ampunan Allah tak terbatas bagi hamba-Nya. Jangan berputus asa atas ampunan Allah meskipun dosa kita sebanyak buih di lautan. Selama usia masih ada, Allah masih memberikan ampunan bagi hamba-Nya yang mau bertaubat.
Rahmat Allah yang kedua berupa solusi dari permasalahan yang dialami. Setiap manusia pasti mempunyai masalah, karena Allah akan menguji manusia dan hanya mereka yang bersabarlah menjadi hamba yang beruntung, sebagaimana dalil berikut.
QS. Al-Baqarah [2] ayat 155 – 157:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّـمَرَاتِ ؛
وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ . الَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيْبَةٌ قَالُوْا إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ . أُوْلـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ، وَأُوْلئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ .
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang kembali kepada-Nya. Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dengan kesabaran menghadapi ujian, Allah akan memberikan rahmat-Nya dengan solusi dan jalan keluar dari ujian tersebut.
Rahmat Allah yang ketiga yakni berupa pemberian yang tak terbatas. Contohnya bernapas, makhluk hidup dapat bernapas dengan bebas tanpa perlu meminta oksigen setiap saat kepada Allah, hal itu merupakan bentuk rahmat Allah Ta’ala.
Berikutnya, para jamaah diajak mengenal Al Quran. Al Quran secara bahasa berarti bacaan.
اِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهٗ وَقُرْاٰنَهٗ ۚ فَاِذَا قَرَأْنٰهُ فَاتَّبِعْ قُرْاٰنَهٗ ۚ
Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. (QS. Qiyamah: 17-18)
Sedangkan makna Al Quran secara terminologi yaitu firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, tertulis di antara dua sampul mushaf sampai kepada kita secara mutawatir (yang berarti kesahihannya tidak diragukan) dan membacanya bernilai ibadah.
Al Quran merupakan mukzizat meskipun dengan surat terpendeknya. Al Quran juga membawa kemuliaan. Satu bulan dalam satu tahun terdapat bulan Ramadhan sebagai bulan yang mulia, salah satunya karena pada bulan tersebut turunlah Al Quran yang mulia.
Islam tidak bisa dipisahkan dengan Al Quran karena Al Quran adalah pondasi Islam. Diantara sifat-sifat Al Quran adalah sebagai cahaya kehidupan, petunjuk, obat, penjelas hukum Allah, pemberi kabar gembira, pemberi peringatan dan kemuliaan Al Quran membuat siapa pun yang memperlajarinya menjadikanya mulia.
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا
Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian. (QS. Al Israa: 82)
Kata syifa dalam Bahasa Arab yang terdapat dalam ayat tersebut, mengandung dua makna. Pertama syifa (obat) untuk penyakit fisik yang sulit ditemukan obatnya. Syifa juga dapat bermakna sebagai obat hati. Jadi Al Quran dapat menjadi obat baik penyakit fisik maupun penyakit hati.
Rahmat Allah dapat diraih melalui Al Quran. Karenanya sebagai muslim haruslah senantiasa berinteraksi dengan Al Quran, baik membacanya, mempelajarinya dan juga mengamalkannya. (Iyiz)