Kajian Muslimah: “The Real Wonder Woman: Ummu Haram, Mengejar Syahid di Lautan”

Share

Jakarta – Alhamdulillah pada Sabtu 22 Januari 2022, Masjid Daarut Tauhiid Jakarta kembali mengadakan kajian muslimah tatap muka. Kajian muslimah kali ini membahas tentang kisah teladan dari Sahabiyah bernama Ummu Haram bersama Ustadzah Erika Suryani Dewi, Lc.

Ummu Haram merupakan termasuk wanita-wanita Ansar yang pertama kali masuk Islam dan memiliki kedudukan terhormat di sisi Rasulullahﷺ. Ia juga merupakan muslimah pertama yang melakukan perjalanan jihad dengan pasukan laut.

Rasulullah ﷺ sering mengunjungi rumah Ummu Haram untuk beristirahat di sana, dikarenakan Ummu Haram merupakan bibi dari Anas bin Malik. Suatu hari, Rasulullah ﷺ beristirahat di rumahnya sampai tertidur. Beberapa saat kemudian, Rasulullah ﷺ terbangun dan beliau tersenyum. Ummu Haram bertanya, “Ya Rasulullah, demi ayah dan ibuku, mengapa engkau tersenyum?”

Ditampakkan orang-orang dari umatku yg mereka barlayar di atas laut ini seperti raja-raja atas tawanannya. Aku berkata do’akanlah agar aku menjadi bagian dari mereka, beliau pun bersabda:
Ya Allah, jadikanlah dia bagian darinya. Kemudian beliau tertidur kembali dan bangun dengan tertawa, aku lalu bertanya, Demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, kenapa tuan tertawa? 
Beliau menjawab: Ditampakkan orang-orang dari umatku yg mereka barlayar di atas laut ini seperti raja-raja atas tawanannya. Aku pun berkata lagi, Do’akanlah agar aku menjadi bagian dari mereka. Beliau lalu bersabda: Kamu ada
lah termasuk yang pertama-tama. Maka Ummu Haram pun berperang bersama Ubadah bin Shamit suaminya, lalu bighal betinanya yang putih memecahkan lehernya hingga ia pun terjatuh & gugur. Telah menceritakan kepada kami ‘Affan berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Yahya bin Sa’id dari Muhammad bin yahya bin Habban dari Anas bin Malik dari Ummu Haram dia berkata, Rasulullah berada di rumahku….lalu dia menyebutkan (hadits) yang semakna dengannya. [HR. Ahmad No.25790].

Apa yang diperlihatkan Allah pada Nabi Muhammad itu benar terjadi pada tahun 281 H / 649 M pada masa kekhalifahan Uysman bin Affan. Ketika itu Muawiyyah bin Abi Sufyan atas persetujuan khalifah menyiapkan kapal dan pasukan untuk menaklukkan Pulau Cyprus yang ketika itu berada di bawah kekuasaan Byzantium. Ubadah bin Syamit dan istrinya, Ummu Haram, yang usianya ketika itu sudah cukup tua ikut menyertai pasukan tersebut. Ini merupakan angkatan pertama pasukan Muslim yang melakukan perjalanan Jihad melalui laut. Pasukan ini mendarat di kota Larnaca, di bagian selatan pulau Cyprus.

Saat pasukan muslimin bersiap untuk pulang, terjadilah musibah itu. Ummu Haram mengalami kecelakaan saat menaiki baghal (hewan hasil kawin silang antara kuda dan keledai). Ummu Haram binti Milhan rupanya terjatuh dari hewan yang dikendarainya dan lehernya pun patah yang kemudian menyebabkan Ummu Haram meninggal dunia. Jenazah Ummu Haram lalu dimakamkan di tempat ia mengalami kecelakaan di Cyprus, yaitu sekitar lima kilometer dari kota Larnaca. Hal ini menunjukkan bahwa telah benar apa yang dikatakan Rasulullah ﷺ. 

Menurut The Blue Beret (June 2003: 8-9), bulletin bulanan yang dikeluarkan oleh pasukan perdamaian PBB di Cyprus, Tekke bermakna biara atau tempat ibadah yang dalam konteks Islam biasanya dikaitkan dengan masjid atau makam. Hala Sultan bermakna bibi dari dari seorang pemimpin atau sultan. Sebutan ini tampaknya mengacu pada anggapan umum bahwa Ummu Haram merupakan bibi Rasulullah ﷺ, walaupun sebutan bibi ini sebenarnya lebih bersifat majaz (perumpamaan), bukan bibi yang menjadikannya mahram kepada Rasulullah ﷺ. (iyiz)

X
× Tanya Admin