Jakarta – Kajian Parenting bersama Ustadz Bendri Jaisyurrahman kali ini membahas tentang peran Orang Tua sebagai teladan anak. Ustadz Bendri mengawali dengan berkisah tentang Hasan Al Bashri
Seorang budak pernah meminta Hasan Al Bashri untuk menyampaikan khutbah tentang pembebasan budak, berharap dirinya bisa dibebaskan oleh pemiliknya. Namun seiring waktu berjalan, Hasan Al Bashri tidak juga menyampaikan permintaan budak tersebut. Harapan budak tersebut pun pupus, ia mengira bahwa Hasan Al Bashri sudah melupakan permintaannya.
Hingga pada suatu hari, Hasan Al Bashri menyampaikan khutbah tentang tema yang diminta budak tersebut. Beliau menyampaikan dalil dan keutamaan-keutamaan tentang membebaskan budak. Setelah khutbah selesai, banyak jamaah yang langsung mempraktekkan ilmu yang didapat dan banyak budak yang dibebaskan.
Sang budak yang pernah meminta kepadanya pun termasuk budak yang dibebaskan. Ia pun merasa bersyukur sekaligus heran mengapa Hasan al Bashri baru menyampaikan permintaannya setelah sekian lama.
Singkat cerita sang budak bertanya kepada Hasan al Bashri. Beliau pun menyampaikan bahwa untuk menyampaikan suatu ilmu ia harus mempraktekkannya terlebih dulu. Sedangkan sebelumnya ia belum pernah memiliki budak. Beliau pun menyampaikan butuh beberapa waktu menabung untuk bisa membeli budak. Setelah ia membeli budak dan budak itu bekerja padanya selama sehari, keesokan harinya ia membebaskan budak tersebut. Barulah setelah ia mempraktekkannya, ia bisa menyampaikan khutbahnya.
Dari kisah tersebut Ustadz Bendri mengajak para jamaah untuk mengambil pelajaran bagaimana ilmu yang sudah dipraktekkan lebih menggerakkan hati.
Begitu pula sebagai orang tua, memperbaiki diri menjadi fokus utama terlebih dahulu sebelum mendidik anak. Anak akan melihat dan mencontoh perilaku maupun perkataan orang tuanya. Orang Tua yang menjadi teladan akan lebih menggerakkan hati anak untuk menuruti dan mengikuti dibandingkan Orang Tua yang hanya bisa memerintah atau menyuruh.
Sebagaimana dalam Al Quran surat Asshaff ayat 2-3
Wahai orang-orang beriman! Mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan? (itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa saja yang tidak kamu kerjakan.
Dalam Al Quran surat Ibrahim: 40-41
“Ya tuhanku, jadikanlah aku sebagai orang yang mendirikan shalat dan juga keturunanku. Ya Tuhanku, terimalah doaku. Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku dan orang-orang mukmin di hari perhitungan.”
Dalam ayat tersebut Nabi Ibrahim mencontohkan bahkan dalam berdoa Ia meminta kesholehan untuk dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum anak keturunannya. Hal ini menyiratkan bahwa pentingnya orang tua memperbaiki diri hingga bisa menjadi teladan.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah tersebut dan menjadikan bahan perbaikan diri sebagai Orang Tua sehingga menjadi penggerak anak-anak keturunan kita. (Iyiz)