Share

“Nyari Jodoh: Kajian di Masjid Berujung Ta’aruf”

DKMTa’aruf adalah proses perkenalan antara dua insan untuk mempertemukan visi dan misi sebelum melangkah ke rumah tangga. Proses ini menjadi jalan yang ditempuh umat muslim, karena dalam Islam tidak ada istilah pacaran.

Dalam perjalanan ta’aruf, bukan hanya CV berisi pendidikan dan pengalaman kerja yang penting. Lebih dari itu, seseorang juga perlu menyiapkan mental, akhlak, dan ilmu untuk menghadapi dinamika rumah tangga. Salah satu usaha yang kini banyak dilakukan Gen Z adalah mengikuti forum kajian di masjid.

Mayoritas generasi muda datang ke kajian dengan niat memperbaiki diri. Namun tanpa disadari, majelis ilmu juga bisa menjadi jalan terkabulnya doa—termasuk doa untuk bertemu jodoh.

Allah berfirman:

“Perempuan-perempuan yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk perempuan-perempuan yang keji (pula). Dan perempuan-perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk perempuan-perempuan yang baik (pula).”
(QS. An-Nur: 26)

Ayat ini menjadi pengingat bahwa Allah selalu memberikan balasan sesuai usaha hamba-Nya. Saat seseorang bersungguh-sungguh memperbaiki diri, Allah tahu betapa besar pengorbanan dan godaan yang dihadapi. Dengan kasih sayang-Nya, Allah memberi balasan berupa ketenangan dan jawaban doa.

Maka, tak heran jika niat awal untuk fokus menyimak kajian berujung pada pertemuan dengan jodoh yang shalih atau shalihah, lalu berlanjut ke ta’aruf. Semua karena Allah menilai ketulusan hati, kesungguhan doa, dan kuatnya harapan.

Sebuah pepatah mengatakan, “Bantulah yang di bumi, maka yang di langit akan membantumu.” Artinya, semakin kita berusaha dan memperbaiki diri, semakin besar pertolongan Allah hadir dalam hidup kita.

Namun, bila doa tentang jodoh belum juga terkabul, bukan berarti Allah tidak mendengar. Bisa jadi Allah sedang menyiapkan waktu terbaik. Jangan memaksakan kehendak jika yang hadir belum sesuai harapan.

Sebab, jodoh yang datang lewat jalan ilmu dan ketaatan, insyaa Allah lebih berkah dan menentramkan.
Kuncinya adalah meluruskan niat. Yang terbaik tidak akan pernah terlewat. Maka, gunakan fase mencari ilmu di kajian sebagai cara menikmati ribuan nikmat Allah, sambil terus berdoa dan memperbaiki diri.

Baarakallahu fiikum.

(Irwina)

X