“Realfood Tanpa Nasi: Sehat atau Sekadar Tren?”
Klinik — Belakangan ini tren realfood semakin populer. Banyak orang mulai mengurangi atau bahkan meninggalkan nasi karena dianggap lebih sehat. Namun, benarkah tanpa nasi itu lebih baik? Ataukah sebenarnya kita tetap bisa sehat meskipun menjadikan nasi sebagai makanan pokok?
Apa Itu Realfood?
Realfood adalah makanan alami yang diproses seminimal mungkin agar rasa asli dan kandungan gizinya tetap terjaga. Sejak lama, pola makan orang tua kita pun sebenarnya sudah termasuk realfood—sederhana, tidak berlebihan bumbu, dan tetap menggunakan nasi sebagai sumber energi utama.
Contoh Menu Realfood Kekinian
Sarapan: Overnight oats dengan susu almond, chia seed, buah berry & pisang, ditambah kacang almond atau granola.
Makan siang: Nasi merah atau quinoa + dada ayam panggang/tempe bakar, lengkap dengan brokoli, wortel, dan bayam rebus. Bisa ditambah alpukat atau minyak zaitun.
Snack sore: Greek yogurt dengan potongan mangga/kiwi + chia seed, atau smoothie hijau (bayam + pisang + nanas + air kelapa).
Makan malam: Ikan salmon/kembung bakar + ubi rebus + tumis kale/buncis bertabur wijen, lalu ditutup dengan buah potong.
Menu-menu ini mengikuti prinsip WHO sekaligus gaya hidup modern, yang umumnya dapat dijalani oleh generasi dengan penghasilan yang lebih mencukupi.
Nasi, Bagian dari Budaya Kita
Bagi masyarakat Indonesia, nasi adalah bagian penting dari budaya makan. Dahulu, meski hidup terbatas, orang tua kita tetap dapat memberikan gizi yang cukup melalui menu sederhana: nasi putih, tahu-tempe, gorengan, hingga buah rujak. Ini menunjukkan bahwa sehat bukan ditentukan oleh “anti nasi” atau “superfood impor”, melainkan oleh keseimbangan gizi dan cara pengolahan makanan.
Kembali pada Hakikat Realfood
Realfood sejatinya hadir untuk mengingatkan agar makanan:
- tidak berlebihan bumbu dan minyak,
- tetap mengutamakan kesederhanaan,
- disesuaikan dengan kebutuhan gizi masing-masing orang.
Allah Ta’ala berfirman:
وَكُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْٓ اَنْتُمْ بِهٖ مُؤْمِنُوْنَ
“Dan makanlah dari apa yang telah Allah rezekikan kepadamu yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu beriman.” (QS. Al-Māidah: 88)
Kunci kesehatan ada pada kebiasaan di rumah. Masakan yang dibiasakan di rumah akan membentuk standar ketika kita makan di luar. Maka biasakan makanan yang halal dan thayyib—entah itu nasi, realfood, cara memasaknya, ataupun porsinya. Semua akan menjadi jalan menuju tubuh yang sehat dan diridhai Allah.
Baarakallahu fiikum.
(Irwina)

