Kajian Tauhiid Masjid DT Jakarta: “Kunci Menggapai Akhlak Mulia”

Share

Jakarta – Alhamdulillah Kajian Tauhiid bersama KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) di Masjid Daarut Tauhiid Jakarta kembali diadakan pada Senin, (26/12). Pada kesempatan itu, Aa Gym menyampaikan ada empat hadits utama yang menjadi pilar akhlak yang mulia.

Hadits pertama tentang mencintai orang lain sebagaimana mencintai diri sendiri:

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya sendiri”. (HR. Bukhari no. 13)

Berdasarkan hadits tersebut, Aa Gym menyampaikan ada 5 tingkatan dengki dalam diri manusia.

1. Senang orang lain mendapatkan kesusahan dan tidak suka orang lain mendapat nikmat (Hasud),

2. Tidak mau orang lain beruntung,

3. Senang orang lain mendapatkan kebaikan tapi tidak boleh melebihi dirinya,

4. Kita senang orang lain mendapatkan karunia,

5. Senang orang lain lebih baik dari kita.

Hadits pilar akhlak yang kedua yaitu tentang berkata baik atau diam. Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu, sesungguhnya Rasulullahﷺ bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya” (HR. Bukhari dan Muslim)

Yang termasuk berkata baik dari hadits di atas adalah dzikrullah, kalimat thoyyibah, dan dakwah. Dakwah yang dimaksud yakni menyeru kepada Allah dengan cara hikmah dan bertukar pikiran dengan cara yang ahsan.

Hadits ketiga yaitu tentang mengendalikan amarah. Rasulullahﷺ  pernah bersabda kepada seorang sahabatnya,

لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ.

Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga. (Shahih Ibni Hibban dengan at-Ta’liqatul-Hisan ‘ala Shahih Ibni Hibban)

Riyadhoh (latihan) menahan amarah adalah dengan memperbanyak shaum sunnah. Pintu masuk segala keburukan adalah menuruti hawa nafsu. Orang yang pemarah adalah orang yang lemah, sebagaimana hadits, Dari Abu Hurairah r.a. bahwasannya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, sungguh orang yang kuat adalah yang mampu menguasai dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits terakhir sebagai pilar akhlak yakni tentang anjuran untuk meninggalkan hal yang sia-sia. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabiﷺ beliau bersabda,

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976)

Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat. Semua aktivitas kita di dunia niatkanlah sebagai amal sholeh karena Allah Ta’ala.

Semoga kita bisa terus disibukkan dalam berbenah memperbaiki diri dan beramal sholeh dengan ikhlas karena Allah Ta’ala. (DKM DT JKT)

X
× Tanya Admin